JAKARTA,Kabaroikos.com. Panggung Budaya Nyepi Indonesia Virtual Tahun Śaka 1943/2021 yang diselenggarakan dan disiarkan secara nasional oleh Gerakan Optimisme Indonesia, pada Sabtu (20/3/2021) lalu,  menampilkan salah satu musisi Indonesia, Maria Stefanie dengan lagu The Voice of Peace, ciptaannyasendiri. 

“Lagu The Voice of Peace adalah single terbaru saya yang bertemakan perdamaian global, menyuarakan, menyerukan perdamaian dunia. Lagu ini saya dedikasikan untuk negara tercinta saya Indonesia, dan seluruh masyarakat dunia. Musik video The Voice of Peace ini telah resmi saya rilis 21 Maret 2021 lalu di Indonesia dan Australia melalui saluran Youtube channel pribadi saya,” ujar Maria saat bincang-bincang dengan Berita Oikoumene.

Menurutnya, lagu yang terinspirasi dari Black Live Matters Movement di Tahun 2020 ini, diciptakan sebagai bentuk solidaritas, sekaligus rasa simpati dan empati terhadap mereka, siapapun juga yang pernah mendapat perlakuan kurang adil karena perbedaan agama, suku, ras dan sebagainya.

Melalui lagu ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah lagu atau musik semata, tetapi menjadi nilai-nilai yang hidup, berdampak permanen, menginspirasi, menggerakan setiap orang agar berani mengekspresikan nilai-nilai kasih yang utuh dan sejati yang mendasari perdamaian itu lalu secara tulus menghidupinya, dimulai dari hal sederhana, dengan apa yang ada pada kita, dan dengan segenap hati kita.

Maria Stefania memang boleh dibilang pendatang baru dalam blantika musik rohani. Berawal dari keisengannya bersenandung, membawa jebolan S2 dari University of New South Wales (UNSW) ini, terjun di dunia tarik suara.  Puncaknya, pada Oktober 2019 dia terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu.

“Singkat cerita, tahun 2020, lahirlah single pertama berjudul Mengerti-Mu, sebuah lagu bernuansa rohani yang di-publish di bulan Oktober saat itu di beberapa audio platform dan Youtube channel. Lagu sederhana yang mendeskripsikan kebutuhan kita sebagai manusia untuk belajar mengerti bagaimana bahasa-Nya dalam menyatakan rencana dan kehendakNYa, sekaligus untuk memahami keberadaan Tuhan itu sebagai pribadi yang kita harus mengerti di dalam semua keterbatasan kita,” katanya.

Dalam kiprahnya sebagai musisi, pencipta lagu, sekaligus penyanyi, Maria Stefanie telah menciptakan karya-karya musikal yang inspiratif, di antaranya single Janji Suci, Mengerti-Mu, yang telah diliput media di Australia dan disiarkan di media radio di Indonesia. Lagu terbarunya, The Voice of Peace, untuk pertama kali telah dikumandangkan dalam World Interfaith Harmony Week, pada 5 Maret 2021 ketika diundang oleh Universal Peace Federation, sebuah NGO Internasional dibidang perdamaian dengan status sebagai konsultatif umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Ecosoc). Lagu ini juga dinyanyikan ketika diundang kembali untuk tampil dalam Asia Pacific Leadership Conference, UPF Asia Pacific, pada 13 Maret 2021, sebuah forum pemimpin perdamaian UPF se Asia Pasifik.

Kebanyakan lagu yang diciptakan sebagai salah satu cara untuk mengabadikan kisah-kisah nyata dalam kehidupannya. Dari beberapa lagu yang terinspirasi kisah nyata tersebut, diharapkan mampu memberi kekuatan bagi mereka yang merasa lemah, memberi penghiburan bagi mereka yang tengah bersedih, memberi ide untuk memosisikan diri kita sebagai orang lain sebagai langkah empatik yang bisa kita lakukan.

Dipenghujung bincang-bincang, warga negara Indonesia yang kini berdomisili di Sydney, Australia ini, berharap masyarakat Indonesia dapat bersatu. Bersatu bukan karena dipaksa bersatu, melainkan karena benar-benar mengerti pentingnya mengapa harus bersatu. “Beberapa bulan terakhir adalah momen penting bagi saya untuk berkontribusi terhadap harapan ini, yaitu salah satunya menciptakan dan menyanyikan lagu The Voice of Peace. Menyuarakan perdamaian dengan musik adalah salah satu cara yang menurut saya bisa mempersatukan nyaris semua orang,” ungkap Maria.

Selain itu, adanya gotong-royong dalam keberagaman (Collaboration in Diversity, bekerja secara adil, tidak membatasi porsi hanya karena adanya perbedaan warna kulit dan kepercayaan. Menurutnya, ketika kita mampu menghormati (respect) semua perbedaan, di situ kita mampu bekerja dengan sukacita dan memperoleh hasil dengan lebih cepat, maksimal dan memberkati semua orang.

——————–

BOX

Profil Singkat Maria Stefanie

Educational Experiences

  • S1 di Tarumanagara University, Jakarta – Indonesia (July 2006 – August 2011),

Bachelor of Architecture – Technical Faculty,

  • S2 di University of New South Wales (UNSW) (February 2013 – June 2014),

Master of Planning and Development – Built Environment Faculty.

  • 2013: Exchange Student for Urban Development & Design with HafenCity University Hamburg (HCU), Hamburg – German

Social Experiences

  • 2005, Volunteer for Panti Asuhan Child Care Volunteer“Pondok Si Boncel” Orphanage House, Jakarta – Indonesia.
  • 2010, Project Support Volunteer, Tarumanagara University, International Workshop with Technische Universitӓt Wien, Austria
  • 2012: Research Team Volunteer Indonesia Ministry of Tourism, in Sydney, Australia.
  • 2014: Top 20 Selected Studentpreneur UNSW & 2nd Place Team Winner UNSW IT Service Improvement Initiatives
  • 2016-2017: General Assistant Volunteer for United Nations Association Australia (UNAA) New South Wales division
  • 2018-2019: Communication Team Member for Australia Indonesia Youth Association (AIYA) New South Wales

Music Journey

• 2005 – 2010 : Singer & Choir for Victoria Domini Choir Orchestra, Jakarta – Indonesia

• 2012,  St. Mary’s Singer, Catedral Sydney – Australia

• 2018 – 2020 : Bel Cantare Choir, Sydney – Australia

• 2020 – present: Solo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here