KABAROIKOS.com-Menyebut nama St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar, S.E., S.H., M.Si, M.H., tentu tidak asing lagi, terutama bagi komunitas perempuan Gereja HKBP, juga lingkup nasional. Perempuan kelahiran 3 Agustus 1948 di Porsea, Sumatera Utara, ini telah sejak lama aktif dan setia melayani serta mengedukasi perempuan Kristen agar menjadi teladan, tangguh, dan inovatif.

Dalam bincang-bincang di bilangan Jakarta Timur, istri dari Dr. Ir. Togar Gerhard Marpaung, M.S. ini menuturkan, kepeduliannya terhadap perempuan Kristen diawali ketika terpilih menjadi pengurus Perempuan HKBP Resort Slipi, Jakarta.

“Tahun 1996 saya terpilih sebagai Majelis Gereja HKBP Resort Slipi dan menjadi pengurus punguan Ina, atau komisi perempuan. Sejak saat itu bersama pengurus lain kami berupaya bagaimana mengorganisir perempuan HKBP untuk dapat berkiprah di tengah-tengah jemaat. Saya aktif di komunitas perempuan HKBP resort, dan itu dilakukan penuh sukacita, berupaya menjiwai pelayanan, untuk bagaimana menjadikan kaum perempuan meski tetap sesuai kodratnya, dia mampu menjadi ibu, istri, sekaligus pembimbing anak,” jelas Presiden Lions Club Vision Harmony ini.

Bersama keluarga besar

Usai tingkat resort, dia pun dipercaya menjadi Ketua Perempuan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta. Tugas dan pelayanannya menjadi semakin besar dan luas. “Waktu itu kita diminta supaya selesai dari pengurus perempuan resort lanjut berkiprah di distrik, berarti lebih luas pelayanannya karena bersama teman-teman seresort lainnya yang tergabung,” ungkapnya.

Bersama pengurus lain, perempuan yang pernah menjabat sebagai Hakim Pengadilan Pajak ini, melaksanakan tugas khusus melakukan pembinaan terhadap perempuan HKBP, agar mereka benar-benar menjadi soripada, sebagaimana yang diinginkan dalam Alkitab.

Seiring berjalannya waktu, dalam Aturan-Peraturan HKBP dibentuk Konferensi Perempuan Pusat HKBP, yang membawahi seluruh ketua perempuan dari seluruh distrik. Serirama pun diangkat menjadi Ketua Konferensi Perempuan Pusat HKBP untuk yang pertama. “Kita menjadi satu dalam kepengurusan perempuan ini atau hatopan, yang ruang lingkupnya semua dari perempuan HKBP di manapun berada. Dalam hirarkinya kita bertanggungjawab kepada Kepala Departemen Koinonia. Jadi kita itu merupakan perpanjangan tangan daripada pusat dalam rangka memajukan dan mempersatukan perempuan HKBP,” tutur perempuan yang pernah mendapat penghargaan “Person of the Year dari HKBP Distrik VIII DKI Jakarta” dalam rangka perayaan 160 tahun, dan dari HKBP Pusat tahun 2021 ini.

Saat rapat bersama pimpinan Sinode HKBP

Dengan posisinya itu, dia pun tidak hanya bersentuhan dengan kaum perempuan HKBP, tetapi juga kaum perempuan lain dari berbagai denominasi gereja, yang menjadi anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).

Melihat pengabdian dan kiprahnya yang luar biasa, dosen di Magister Kenotariatan Universitas Pelita Harapan (UPH) Kota TangerangBanten, ini akhirnya terpilih sebagai Ketua Komisi Perempuan PGIW DKI Jakarta Sektor Barat. Tidak sampai di situ, kini dia pun dipercaya sebagai Bendahara Komisi Perempuan dan Anak PGIW DKI Jakarta. Selain itu, menjadi anggota Pokja Biro Perempuan dan Anak PGI.

Kiprahnya dalam pelayanan terhadap perempuan Kristen dijalani dengan penuh tanggung jawab. Meski tidak jarang berhadapan dengan berbagai tantangan, namun Serirama tetap bersemangat untuk melakukan pelayanan yang sudah dipercayakan Tuhan ini. Baginya, tantangan tidak menjadi hambatan.

“Saya punya prinsip, kalau memang sudah kita terjun di suatu bidang, maka kita harus menjalankannya dengan baik, menikmati, dan penuh komitmen, dan sukacita. Sebab, segala sesuatu yang kita ikuti atau lakukan dengan sukacita tidak akan menjadi beban. Tantangan pasti ada, tapi bagaimana kita memanage agar tantangan menjadi kesempatan. Jangan tantangan membuat kita mundur, justru membuat kita bagaimana mengelola tantangan menjadi kesempatan,” tukas anggota Komisi Aturan dan Peraturan HKBP ini.

Dalam sebuah pertemuan

Menurut Serirama, umur boleh lanjut, namun pekerjaan tetap harus berlanjut. Diakui Serirama dukungan keluarga juga menjadi salah satu penopang baginya untuk terus melakukan pelayanan di tengah berbagai tantangan. Dia pun memegang teguh Kitab Mazmur 23:1-6 yang berbunyi: (1) Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya (4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku (5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah (6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Hal menarik disampaikan ibu yang pernah menjadi dosen FISIP Universitas Indonesia, Jakarta ini, ketika ia menyinggung soal tantangan dan pergumulan perempuan Kristen di tengah perkembangan dan kondisi sekarang ini. Menurutnya, di tengah situasi sekarang ini, perempuan Kristen tidak boleh tidak, harus mampu mengikuti perkembangan yang terjadi, terutama imbas pandemi Covid-19 yang menuntut kesiapan kita memasuki era digitalisasi.

“Perempuan tidak cukup hanya sebatas pendamping suami, tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuannya, terutama dalam penggunaan teknologi, terlebih di masa pandemi ini, dia harus mendampingi anak-anak belajar secara online. Saya kira ini tantangan yang tidak mudah. Sehingga semakin dibutuhkan sekarang peningkatan mutu dari perempuan, karena dia adalah sebagai pendidik utama dan terutama,” tegas perempuan yang pernah menjadi pembicara pada Intergenerational Sharing KN.LWF pada Juni 2015 lalu tentang “Kepemimpinan Perempuan dalam Gereja” itu.

Perempuan Kristen juga harus mampu menyikapi tantangan penggunaan media sosial (medsos). Juga penggunaan gadget yang kini merambah ke anak-anak. Sebab, selain dapat membantu banyak hal, namun ada pula yang tidak baik. Kemampuan untuk memilih dan memilah sangat diperlukan.

Selain itu, bagaimana dapat menopang dan mendukung ekonomi keluarga melalui keterampilan apapun yang dimilikinya. “Membuat kue, merangkai bunga, menjual secara online, dari rumah dia membantu ekonominya. Jadi peran itu tidak lagi hanya bergantung kepada suami. Saya berterima kasih kepada pemerintah yang sekarang sangat mendukung UMKM, sehingga bisa mendukung keluarga, bertenun, menjahit, mau bikin kue, catering dan sebagainya ini yang harus didorong di setiap perempuan Kristen,” ujar lulusan Program Doktor (S3) Ilmu Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung ini.

Dia pun mengapresiasi para perempuan Kristen yang kini menempati posisi penting, baik di perusahaan maupun lembaga legislatif, dan pemerintahan. Karena perempuan diciptakan setara dengan laki-laki. “Karena dia punya pemikiran dan kemampuan yang mumpuni juga. Buktinya Ketua DPR kita sekarang perempuan, banyak menteri sekarang perempuan, Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, ini posisi yang sangat strategis. Bahkan, Ketua Umum PGI pernah dijabat oleh perempuan. Jadi saya sangat setuju dengan itu, karena tanpa mengurangi peranan kita sebagai ina soripada (Ibu), kita diharapkan juga untuk berkontribusi dalam negara dan bangsa kita ini,” kata Ketua Panitia Paskah Nasional 2018 ini.

Di pengujung perbincangan, perempuan yang pernah mengikuti Senior Tax Course di Tokyo, tahun 1992 di Jepang ini, berharap agar perempuan Kristen dapat ikut ambil bagian dalam dinamika perkembangan zaman yang terjadi di berbagai sektor kehidupan sekarang ini, tanpa harus menanggalkan kodratnya.  Secara khusus kepada ibu muda Kristen, yang sekarang ini sudah dibentuk di seluruh gereja HKBP, persekutuan ina naposo, agar menyadari bahwa di tangan mereka (ina naposo atau kaum ibu muda) masa depan anak-anak, yang akan berdampak pula bagi masa depan gereja dan bangsa.

“Kita, pengurus-pengurus perempuan gereja, untuk mensosialisasikan atau memberikan pemahaman, kepada ibu-ibu muda, untuk menanamkan kepada anak-anak bahwa takut akan Tuhan adalah sebuah permulaan yang baik,” pungkasnya. (IS)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here